Wednesday 17 August 2016

Jejak Rekam Indonesia di Istana Kepresidenan Negara RI dalam Pameran Goresan Juang Kemerdekaan 17-71.



Tidak terasa kini Indonesia menginjak usia yang ke 71 thn kemerdekaanya usia yang terbilang cukup muda dalam umur sebuah Negara. Salah satu indikasi kemajuan peradaban suatu bangsa dapat dilihat melalui kemajuan seni dan budayanya hal ini sudah menjadi fakta yang tak terbantahkan. Sejak zaman peradan purba hingga modern melalui bukti bukti peninggalan arkeologis yang terbentang diseluruh belahan bumi bagian timur hingga barat. Bukti kemajuan kehidupan peradaban ras manusia, terkubur dibawah naungan sang bumi dan sang samudra raya.


Bapak Ir soekarno pernah menyatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenal sejarah bangsanya. Pernyataan ini didukung dengan kecintaan beliau dalam memburu dan mengoleksi karya-karya seni baik yang dibeli dengan gaji beliau, bujuk rayu maupun diberikan oleh sng seniman sendiri. Koleksi-koleksi beliau menghiasi tiap ruang-ruang Istana kepresidenan RI, jumlah karya di Istana kePresidenan RI diperkirakan 2800 karya saat ini .


suasana yang cukup ramai untuk ajang Pameran Seni meskipun tidak seramai pameran Popcorn di JCC namun dihari yang ramai terdapat sekitar seribu pengunjung yang memadati Gal Nas.


Dalam menyambut ke Merdekaan RI yang ke 71 beberapa koleksi Istana sengaja dipamerkan bagi khalayak umum di Galeri Nasional yang di buka pd tanggal 2 hingga 30 agustus dengan tema "17:71 goresan juang kemerdekaan". Sekitar 28 karya yang di ditampilkan hampir seluruhnya berupa karya lukis, Pelukis-pelukis Nasional hingga pelukis international. Seniman seperti Raden Saleh, Dullah, Gambiranom Suhardi, Affandi, Hendra Gunawan, S. Sudjoyono, Henk Ngantunk, Lee Man Fong, Diego Rivera dan nama nama seniman bersejarah lainya berkumpul di ged.A GalNas.

Lukisan Mmanah karya Henk Ngantung dibuat tahun 1943 dalam kondisi yang cukup memprihatinkan konon model tangan kanan sang pemanah adalah tangan presiden Soekarno karena karya yg belum selesai namun ingin segera dibawa keistana.


Dalam tiap karya me-visualisasikan ekspresi, gairah, kisah, propaganda, misteri, spiritualitas maupun keindahan dan keunikan individualis seniman dalam merekam jejak momentum dan rasa. Pentingya jejak rekam sejarah memunculkan polemik dikalangan elite politik bangsa bahwa alur jalan sejarah ditentukan oleh para pemenang hingga sejarah dapat disesuaikan demi kepentingan para pemenag. Bagaimana tidak sedikit sejarah ras umat manusia dimanfaatkan dan diputar balikan sedemikian rupa sebagai media pecintraan bagi segelintir kaum bangsa pemenang. Hal ini untuk menunjukan eksistensi kehebatanya sebagai ras yg unggul dan kepentingan lainya.

Karya Keramik Kuno China

Namun kemurnian kejujuran penggalian rasa dalam berkarya tidak dapat di Ubah dengan mudah, baik itu sebagai karya rupa, sastra dan linguistik. Hingga kejujuran karya bersejarah dapat ditangkap oleh penikmat karya secara terang terangan maupun tersembunyi. Dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan salah satu faktor yang mendorong ghirah Bapak Negara Pertama kita Ir Soekarno dalam memburu dan membangun karya karya seni .  Menjadi bagian penting jejak rekam sejarah perjuangan di nusantara negara indonesia. mulai dari monumen, tugu hingga bangunan, bangunan arsitektural megah dizamanya yang memiliki makna  kisah dan nilai sejarah tersendiri untuk dapat kita pelajari dan dikenang sebagai pembelajaran. Salam Seni dan Budaya Salam MERDEKA..!


Review Pameran Goresan Juang Kemerdekaan.
disini saya sertakan beberapa karya-karya yg dipamerkan yang konon sering muncul dalam perhelatan kenegaraan.

Gadis Melayu dengan Bunga Karya Diego Rivera 1955, adalah sebuah karya hasil bujuk rayu bapak Soekarno  yang diperoleh dari Presiden  Lopez (Meksiko) karena karya ini sebagai harta aset negara dan tidak akan diberikan oleh siapapun hingga dikeluarkan dekrit presiden oleh Presiden Lopez untuk mengeluarkan lukisan ini dari Meksiko untuk Presiden Soekarno.


Rini Karya yang di selesaikan oleh bapak Ir Soekarno tahun 1958 setelah Dullah membuat Sketsa ini saat di Bali namun tidak dilanjuti karena keperluan mendadak di Jakarta, Hingga Ir Soekarno menyelesaikanya dengan tambahan dan perubahan sana sini.


Mengungsi Karya S.Sudjojono tahun 1950 sebuah gambaran epik dan aktual dalm merekam jejak momentum di masa itu.


 Karya Harijadi Sumadidjaja tahun 1949 Biografi II di Malioboro dimana sebuah penggambaran kenangan yang membaur antara kaya, miskin, hidup, mati, harapan dan kenangan dimasa itu di malioboro. 



Awan berarak Jalan bersimpang Karya Harijadi Sumadidjaja tahun 1955 sebuah penggambaran situasi rakyat dimasa-masa revolsi yang kental dengan permasalahan hidup pada masa tersebut



Markas Laskar Dibekas Gudang beras Tjikampek Karya S. Sudjojono dimana sesuai judulnya karya ini adalah penggambaran situasi gudang beras di cikampek di penghujung 1945 dimana Sudjojono pernah tinggal ditempat tersebut.


Persiapan Gerilya karya Dullah Pada tahun 1949 sebuah gambaran kontekstual saat saat persiapan menuju medan perang.


Laskar Rakyat mengatur siasat 1 Karya Affandi di tahun 1946, pelukis pelukis seperti Affandi,Barli, Sudjana Kerton, Abedy kerap kumpul dan terjun ke medan perang untuk melukis  langsung dan menggambar poster untuk disebarkan, karya ini salah satu poster yang diminta oleh Presiden Soekarno.


Kawan-kawan Revolusi Karya S. Sudjojono tahun 1947


pengunjung mengamati karya Sudjono Abdullah dengan judul Diponegoro. tahun 1947 atas inisiatif presiden Ir Soekarno mengumpulkan para seniman di Yogyakarta untuk melukiskan para tokoh pahlawan.
lukisan Karya Trubus Sudarsono judul R.A Kartini dibuat di sekitar tahun 1946/7

Potret Jendral Sudirman karya Gambiranom Suhardi pada tahun 1956  rekaan sang seniman yang dilatari hutan dan kepulan asap pertempuran dilukiskan dengan  rasa kekaguman sang seniman dengan pahlawan geriliya Indonesia.

Potret HOS Tjokroaminoto, karya Affandi tahun 1946 diawal awal gaya ekspesifnya



No comments: