Saturday 5 September 2015

Trokomod, HerI Dono, Indonesia dan Venice Bienale 2015



pameran pra Venice Bienale di galeri Lawangwangi Bandung


Setelah sekian lama disibukan dengan pergulatan pencarian eksistensi diri akhirnya saya sempatkan diri untuk kembali ke bumi. Wacana kali ini datang dari pusat kebudayaan italia di jakarta yang terletak di daerah menteng jakarta. Italia and arts program yang tertera pada lembaran undangan sore hari itu. Pembahasan Venice(Italy) bienale 2015 adalah topik hangat yang akan dibicarakan dengan Heri Dono pembicara sekaligus seniman"(artist) asal Indonesia yang berhasil terpilih di ajang Venice bienale 2015. Kehadiran spesial dari Dr. Carmencita Palermo sebagai peneliti seni dan budaya asal italia juga irkut meramaikan acara sore itu. Dr. Carmencita telah lama meneliti kesenian dan kebudayaan di Indonesia beliau juga termasuk dalam salah satu tim kuratorial Indonesia yang mebantu Heri Dono menuju Venice Bienale 2015.


Acara berlangsung dengan pembukaan oleh direktur pusat budaya italy di jakarta. Italy and Arts berlangsung selama kurang lebih dua jam tersebut diawali dan diakhiri dengan bahasa Inggeris karena sebagian besar peserta yang menghadiri acara tersebut adalah warga negara asing. Untungnya peserta kita memahami percakapan2 yang terlontar untuk disimak dan dicerna dengan sdkit mengerenyitkan dahi karena aksen italia yang kental kerap terselingi dalam percakapan. Topik mengalir dengan khidmat itu membahas tentang Bieanal 2015 di Italia yang ke-56 th adalah ajang bergengsi yang selalu dinanti oleh pecinta budaya dan seni dunia. Acara Bienale Italia berlangsung setiap 2 tahun sekali ini kurang lebih telah berumur 120 thn. Italia bienale adalah sebuah perhelatan seni yang di ikuti oleh perupa dari seluruh penjuru dunia dimana setiap perupa mewakili isu dan kemajuan budaya Negaranya lewat kreasi seni dan budaya.



Artist Talk dalam Acara Italia and Arts di IIC Jakarta

Wacana seni ini menceritakan secara menyeluruh mulai dari awal kuratorial artist, penggalangan dana, proses berkarya hingga penggarapan karya bienal Heri dono di italy. Banyak hal hal menarik yg terjadi selama berlangsungnya tim bienal dr indonesia selama di italy. Seperti perakitan karya trokomod ( manusia komodo) sebuah instalasi dngan material mix media setinggi 4 meter, panjang 7,5 m dan lebar 3,7 m perakitan tersebut dibantu oleh 3 arsitektur, seniman Asmudjo Jono Irianto sebagai tim kuratorial artistik dan tenaga ahli dari Italia ikut terlibat dalam perakitan "Trokomod"  saat di italia.




trokomod di Venice Bienale 2015



Konsep trokomod sendiri muncul setelah ide tim kuratorial mengangkat tema "Voyage" yang berarti perjalanan. Pelabuhan Muncul sebagai konsep utama kemaritiman Indonesia hasil diskusi tim kuratorial dan Heri Dono yang kemudian di wujudkan menjadi Trokomod (Troya Komodo). Proses kreasi wujud trokomod sendiri adalah sebuah proses implementasi alam bawah sadar yg dimiliki setiap orang, "ujar Heri Dono" namun bentuk tersebut masih berupa kepingan-kepingan abstrak dan belum memiliki nama setelah dinamai maka terwujudlah trokomod.

Trokomod sendiri adalah sebuah karya instalasi yang menggabungan bentuk kepala komodo sebagai khas satwa Indonesia dengan kuda Troya kisah yang melegenda dari negeri Yunani. Dalam hal ini Trokomod adalah simbolisasi perwujudan penyatuan antara Timur dan Barat dimana di negera-negara barat (Eropa) isu ini selalu menjadi topik yang tidak pernah habis diperbincangkan. Isu ini menjadi menarik untuk di kedepankan berdasarkan sejarah yang mengikat bangsa kita dengan bangsa Eropa semenjak Indonesia masih Berbentuk Nusantara. Dimana Hubungan Perdagangan, Politik bahkan Agama mewarnai hubungan tersebut hingga saat ini.

Jika dilihat secara mendetail dalam karya Trokomod itu sendiri terdapat berbagai instalasi, patung, diorama maupun video yang tersusun secara apik dan harmonis. Jika anda berkesempatan melihat kedalam setiap meriam dan teropong (seperti di kapal selam) yang terpasang menjadi bagian bentuk Trokomod. Ada hal yang menarik saat proses pewarnaan roda dimana Heri Dono mengumpulkan seluruh persedian Obat batuk yang dibawa oleh tim dari Indonesia sebagai eksplorasinya dengan mencampur obat batuk cair dengan serpihan2 karat untuk mendapatkan efek korosi dan kotor lumpur pada bagian roda Trokomod . 


Heri Dono tidak hanya menghadirkan karya Trokomod beberapa perahu instalasi khas Heri dono juga ikut meramaikan instalasi karya di Venice Bienale 2015 ukuran panjang sekitar 2 m terbuat dari almunium dengan sayap-sayap mekanis (dapat bergerak-gerak) di susun bergelantungan di atas langit-langit sebagai simbol dewi arwah. Nuasnsa Nusantara makin kental terasa dengan dihadirkanya motif-motif batik dan sumpah palapa yang terpampang dilayar secara digital dibagian depan Trokomod. Trokomod sendiri adalah pemaparan kisah perjalanan masa lalu, masa sekarang dan masa depan Indonesia.

Instalasi Perahu arwah di Venice Bienale


Heri Dono adalah salah satu Seniman Indonesia yang telah mendunia karya-karyanya sering di ikut sertakan dalam ajang pameran- pameran internasional secara berkelompok maupun mandiri. Pria yang lahir di Jakarta pada tahun 1960 ini adalah lulusan Institut Seni Indonesia di Yogyakarta yang kini berdomisili di Sleman Yogyakarta. Dalam Perjalanan karyanya pembentukan karakteristik objek di pengaruhi oleh wawasannya mengenai akar sejarah dan budaya  Indonesia dapat tersirat lewat Karya karyanya yang memaknai  ke Indonesiaan bagi seorang Heri Dono yang saya kutip dari hasil percakapan elektronik yang tertulis dibawah ini sekaligus menjadi penutup penulisan  kali ini. Salam Seni dan Budaya "MERDEKA"! 

Saya : Apa makna Indonesia bagi mas Heri Dono?


Hery dono: Makna Indonesia bagi saya, adalah bahwa Indonesia merupakan kristalisasi fundamental jiwa Nusantara dari masa lampau dan kesepakatan bersatu dalam konsep bernegara dan berbangsa dalam kemerdekaan yang hakiki dan eksis di dalam memberikan keputusan2 penting bagi kehidupan di Tanah Air maupun di Manca Negara.

Saya: Apa yang mencerminkan Indonesia dalam karya karya mas Heri?

Hery dono: Yang mencerminkan Indonesia di dalam karya saya adalah bentuk2 figur dalam karya, yang mendapatkan idea dari wayang (dalam tradisi: wayang kulit dan wayang golek) yang telah terdeformasi secara individual dalam bentuk eksplorasi seni di dalam lukisan maupun seni instalasi. Karya2 instalasi saya sering dipasang secara tergantung di langit2 ruangan dgn sayap2, dan sering menggunakan gerakan2 mekanik dan elektronik di dalam karya.

Saya: Kenapa dalam beberapa karya terbaru sering muncul simbol-simbol perahu, bahtera, pesawat terbang dan kendaraan lainya?

Heri Dono: Dalam karya terbaru sering timbul simbul2 perahu, bahtera, pesawat terbang dan kendaraan2 lainnya adalah merupakan simbul dari kemajuan yg progresif. Dalam karya saya, baik di dalam lukisan maupun seni instalasi sering saya membuat 'roda', bahwa itu merupakan simbul dari modernisasi, dimana ketika pertama ksli ditemukannya bentuk roda, maka muncullah kendaraan2 dgn menggunakan roda, jam juga menggunakan roda2, gir2 untuk mesin2 juga menggunakan sistim roda.Perahu, bahtera, pesawat terbang, dll. adalah simbul 'kemaritiman' yg penting dan vital di dalam kehidupan bangsa Indonesia yg secara geografis merupakan negara kepulauan dan kelautan yg memiliki biota laut yg penting dan perhubungan kebudayaan melalui kelautan.

Mudah2an kita ketemu lagi dan bicara2 di acara seni dan budaya!

Salam budaya,









Karya Lukis Hari Dono

No comments: